• Breaking News

    Ada Di Purwakarta, Satu Kelas Satu Toilet



    (Purwakarta) – Ahmad safei (13) siswa kelas VII SMP negeri satu atap Warung jeruk kecamatan tegalwaru purwakarta kini sumringah. Satu diantara ribuan siswa SD dan SMP di purwakarta ini mengaku terbantu dengan program Pemkab purwakarta yang kini sudah terealisasi, yakni pembangunan ruang kelas dengan fasilitas toilet dan wastafel tiap ruang kelasnya.

    Safei mengaku kini tak harus lama dan mengantre untuk pergi ke toilet sekolahnya yang sebelumnya hanya satu sekolah satu toilet. Dia harus berebut jika ingin buang hajat dan sekedar buang air kecil.
    “Iya dulu harus Ngantri lagian kondisi toilet bau dan kotor. Satu toilet buat rame-rame se sekolah. Sekarang kan tiap kelas ada ruang toilet, jadi ga ngantri.”, tutur Safei.

    Pantauan di SD negeri 1 Warung jeruk yang satu atap dengan SMP nya ini, tiap ruang kelas yang berjumlah 7 kelas masing-masing telah memiliki kamar toilet ukuran 2×1,5 meter yang dilengkapi dengan wastafel dan cermin tak ubahnya toilet berstandar hotel dan rumah makan.

    Bupati purwakarta, Dedi Mulyadi yang meresmikan simbolis ruang kelas bertoilet ini menegaskan jika pembangunan program ini bersumber dari APBD perubahan tahun 2014 lalu yang diperuntukkan bagi 100 SD dari total SD dan SMP yang ada di purwakarta.

    “Jadi kalau yang lain dianggarkan pembangunan satu Ruang Kelas Baru (RKB) itu hanya 80 juta, maka di purwakarta satu RKB dua kali lipatnya yaitu 160juta perkelas. Ya tentunya dengan fasilitas toilet, wastafel. Rencana kita juga menyimpan lemari siswa.”, jelasnya.

    Dari sejumlah 100 SD ini terdapat 700 ruang kelas baru yang didukung fasilitas toilet dan wastafel. Program ini baru tahap pertama dan akan dilanjutkan pada tahun anggaran 2015 ini untuk ruang kelas SD sisanya.

    Dedi menyebut jika kebijakannya ini untuk membangun masyarakat yang sehat. Menurutnya kesehatan harus diawali dari instrumen Pemerintah yakni dibidang pendidikan sejak dini. Sekolah harus menjadi pusat peradaban, “Peradaban tata cara hidup yang sehat. Bukan sebaliknya” tandasnya.

    Kebijakan Dedi di purwakarta dibidang pendidikan, memang terbilang cukup berani dan baru diterapkan di indonesia. Sebelumnya Selain kali ini memprogramkan ruang kelas bertoilet, Dedi juga berani melarang ada kantin sekolah dan pedagang jajanan makanan di sekolah. Malah, Dedi mewajibkan kepada siswa agar membawa bekal makan dari rumah yang dibuatkan orangtuanya. Termasuk seragam pakaian Sunda yang kontras bisa dilihat digunakan oleh siswa di purwakarta setiap Selasa dan Rabu.

    “Termasuk Di kita kan SD dan SMP sudah terintegrasi, jadi sebenarnya tidak ada sekolah SMP, yang ada SD 9 tahun yang diterapkan tahun ajaran 2014-2015. jadi ruang kelas yang ada di SD baru ruang untuk kelas 1 sampai kelas 7. Tahun depan kita juga bangun untuk kelas 8 nya” tutupnya.

    Humas Setda Purwakarta

    Infokan pada teman/kerabat anda yang membutuhkan informasi ini. KLIK TOMBOL :

    FacebookGoogle+Twitter WhatsApp

    Post Bottom Ad