• Breaking News

    Pemkab Purwakarta Renovasi Tempat Penjualan Oleh Oleh Khas Purwakarta


    Salah satu penataannya, berupa penyamaan bentuk bangunannya. Yakni, berbentuk saung yang memiliki ciri khas khusus.

    Kabid Pariwisata, Dinas Perhubungan, Pariwisata Pos dan Telekomunikasi (Dishubparpostel) Kabupaten Purwakarta, Norman Nugraha mengungkapkan, pemkab berencana menjadikan kuliner sebagai ikon baru wilayah ini. Misalnya, panganan khas Wanayasa berupa maranggi dan Buah Manggis.

    “Penataan bangunan para pedagang ini sengaja dilakukan, supaya bisa lebih menarik dan mempunyai daya tarik bagi pembeli. Jangan sampai terlihat kumuh. Apalagi, mereka menjajakan makanan Khas Purwakarta,” ujar Norman kepada INILAH.COM, Jumat (5/12).

    Norman mengaku, selain upaya mempercantik kawasan Purwakarta-Wanayasa supaya terlihat lebih estetik, tujuan penataan bangunan ini pun untuk mengembangkan potensi wisata yang ada di Purwakarta.

    Selain wisata alam, di wilayah kerjanya cukup banyak terdapat potensi wisata lainnya. Salah satunya, kuliner khas.

    “Makanya, potensi wisata ini harus lebih dikembangkan lagi. Supaya, Purwakarta bisa lebih dikenal di kancah Nasional maupun Internasional. Minimalnya, dalam hal wisata kuliner,” harap dia.

    Tujuan pembangunan saung budaya untuk pedagang oleh-oleh tersebut dalam rangka penataan kawasan daerah tujuan wisata. Pasawahan-Wanayasa sendiri merupakan salah satu jalur wisata yang banyak dikunjungi wisatawan. Terutama, saat liburan.

    “Saung budaya ini juga merupakan media promosi wisata. Karena, dengan dibangunnya saung budaya ini bisa lebih meningkatkan jumlah wisatawan yang datang ke Purwakarta,” jelas dia.

    Terkait anggaran yang digunakan untuk penataan bersumber dari dana CSR Bank Jabar Banten (BJB). Di sepanjang jalur itu, ada 57 pedagang yang mendapatkan bantuan pembangunan saung budaya.

    Jadi, para pedagang ini tidak lagi menggunakan gubuk yang beratapkan terpal dalam berjualannya. Jadi, bangunan yang dibuat harus menggunakan ijuk dan bambu. Selain itu, pedagangnya pun menggunakan kampret dan ikat kepala.

    “Anggaran pembuatan saung itu, rata-rata Rp 8 juta per pedagang,” tambah dia.

    Dia menambahkan, pembangunan saung budaya bagi pedagang tersebut, sudah berjalan sejak tiga pekan terakhir. Diperkirakan sampai akhir tahun ini bisa selesai. Jadi, ke depan di sepanjang jalur wisata Pasawahan-Wanayasa itu akan berdiri saung-saung yang memiliki ciri khas tersendiri. [ito]

    Infokan pada teman/kerabat anda yang membutuhkan informasi ini. KLIK TOMBOL :

    FacebookGoogle+Twitter WhatsApp

    Post Bottom Ad