• Breaking News

    Mendengar Gonjang ganjing Perubahan Kurikulum Di Indonesia,sekolah di Purwakarta terapkan kurikulum Sendiri

     
    Gonjang Ganjing Kurikulum, Sekolah Di purwakarta terapkan Kurikulum Sendiri

    (Purwakarta) - Kebingungan para kepala sekolah di purwakarta terkait gonjang ganjing penerapan kurikulum 2013 (Kurtilas) yang kini dikembalikan ke kurikulum 2006 (KTSP) oleh kemendikbud, membuat bupati purwakarta, H. Dedi Mulyadi mengambil langkah cepat dengan mengumpulkan seluruh kepala sekolah (Kasek) di wilayahnya.

    Bertempat di pendopo purwakarta, Senin pagi, 8 Desember 2014 para Kasek banyak yang mengeluh atas perubahan penerapan kurikulum ini. Sementara bupati Dedi menginstruksikan agar Kasek tak terbebani oleh kebingungan penerapan kurikulum. Dedi meminta, Kasek dan guru lebih memperhatikan siswa.
    "bila perlu kita bikin kurikulum sendiri. Jalankan apa yang saya pernah instruksikan selama ini terkait pendidikan dan pembentukan karakter siswa.", tegas Dedi di hadapan Kasek.

    Menurut Dedi, guru seharusnya terbebas dari urusan kurikulum. Karenanya guru merupakan wakil Tuhan yang menyampaikan ilmu dan kebaikan kebaikan. Jadi tidak harus terpaku pada buku dan kurikulum. Guru lah yang mengetahui keadaan siswa. Bakat dan minat siswa.

    Untuk itu, Dedi berani menerapkan kurikulum sendiri di purwakarta. Salah satunya dengan menyiapkan kelas 7 sebagai awal penjurusan kelas bagi siswa yang berdasar pada minat bakat dan potensi siswa. Sehingga, pelajaran yang diajarkan pun tak harus menumpuk berpuluh-puluh mata pelajaran.
    "Jadi nanti di kelas 7 ada kelas olahraga dayung, isinya siswa yang potensi menjadi atlet dayung. Tiap hari belajar dayung, paling ditambah sedikit belajar bahasa, perhitungan. Kelas yang lain juga begitu. Punya jurusan masing-masing.", tandasnya.

    Menanggapi pencabutan Kurtilas, Dedi amat menyayangkan. Menurutnya bukan persoalan kurikulumnya saja, "namun ini kemubaziran anggaran, berapa trilyun rupiah uang negara dihabiskan untuk cetak buku Kurtilas ini, belum lagi untuk sosialisasi programnya.", jelas Dedi.

    Sementara itu, para Kasek menyambut baik langkah Dedi. Salah satunya Rikrik Halimatusyadiah, Kasek SMPN 1 Purwakarta ini mengaku lega. Dirinya merasa tak terbebani lagi pemberlakuan kurikulum ini.
    "SMPN 1 kan sekolah unggulan. Kalau sekolah unggulan di purwakarta ada 6 sekolah dan itu harus tetap menjalankan Kurikulum 2013, sementara saya pribadi merasa terbebani sebab Kurtilas ini banyak variabel administratif yg harus dipenuhi guru. Bayangkan, tujuan kita Ngasih ilmu ke anak tapi harus juga memikirkan yang lain" ungkapnya.

    Jika harus memilih, Rikrik mengaku lebih baik menjalankan instruksi bupati Dedi, sebab kurikulum 2006 juga masih perlu penyempurnaan. "Pak bupati perintahnya lebih simpel. Fokus aja ngajar anak. Kan kita punya dasar ilmunya" tandasnya.

    Humas Setda Purwakarta

    Infokan pada teman/kerabat anda yang membutuhkan informasi ini. KLIK TOMBOL :

    FacebookGoogle+Twitter WhatsApp

    Post Bottom Ad